Sebuah studi baru menyebutkan, bahwa terlalu banyak mengkonsumsi nasi ternyata sangat berbahaya.
Pasalnya dapat meningkatkan level arsenik di dalam tubuh. Benarkah?
Para ilmuwan memperkirakan bahwa nasi terpapar racun berbahaya tersebut,
Para ilmuwan memperkirakan bahwa nasi terpapar racun berbahaya tersebut,
setelah
melakukan penelitian terhadap 229 wanita hamil yang berpartisipasi pada
penelitian yang dilakukan di pusat persalinan di New Hampshire.
Peneliti lantas membandingkan sampel urin antara wanita yang mengonsumsi nasi dan yang tidak mengonsumsi nasi.
Menurut peneliti, setiap gram nasi yang dikonsumsi berhubungan dengan peningkatan satu persen total arsenik di urin.
Hasil penelitian menemukan bahwa wanita hamil yang mengonsumsi lebih dari satu setengah mangkok nasi setara dengan 34 ons (satu liter) air yang mengandung arsenik.
Temuan ini juga mengungkapkan bahwa beberapa kelompok budaya memiliki risiko terkena tingkat arsenik yang tinggi melalui nasi, seperti masyarakat Asia.
Peneliti lantas membandingkan sampel urin antara wanita yang mengonsumsi nasi dan yang tidak mengonsumsi nasi.
Menurut peneliti, setiap gram nasi yang dikonsumsi berhubungan dengan peningkatan satu persen total arsenik di urin.
Hasil penelitian menemukan bahwa wanita hamil yang mengonsumsi lebih dari satu setengah mangkok nasi setara dengan 34 ons (satu liter) air yang mengandung arsenik.
Temuan ini juga mengungkapkan bahwa beberapa kelompok budaya memiliki risiko terkena tingkat arsenik yang tinggi melalui nasi, seperti masyarakat Asia.
Masyarakat
Amerika rata-rata hanya mengonsumsi nasi sekitar satu setengah mangkok
per hari, dibandingkan masyarakat Asia yang makan nasi hingga lebih dua
mangkok per hari.
Selain itu, peneliti juga menemukan tingkat tinggi dari arsenik anorganik pada wanita yang baru saja makan nasi, dibandingkan dengan wanita yang tidak makan nasi.
Menurut Environmental Protection Agency America mengungkapkan arsenik anorganik dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih, paru-paru dan kulit, serta diabetes tipe dua dan penyakit kardiovaskular.
Namun jangan lantas Anda tak mau makan nasi karena penelitian ini.
Selain itu, peneliti juga menemukan tingkat tinggi dari arsenik anorganik pada wanita yang baru saja makan nasi, dibandingkan dengan wanita yang tidak makan nasi.
Menurut Environmental Protection Agency America mengungkapkan arsenik anorganik dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih, paru-paru dan kulit, serta diabetes tipe dua dan penyakit kardiovaskular.
Namun jangan lantas Anda tak mau makan nasi karena penelitian ini.
Dalam penelitian, peneliti tidak mengukur kadar arsenik dari beras itu sendiri, namun pada faktor-faktor lainnya.
Padi sangat efektif dalam menyerap arsenik dari lingkungan sekitar mereka.
Padi sangat efektif dalam menyerap arsenik dari lingkungan sekitar mereka.
Hal ini disebabkan oleh fisiologi tanaman dan area sawah yang terkena banjir,
dimana menyebabkan munculnya senyawa arsenik pada beras yang akhirnya menjadi nasi yang dikonsumsi.
Sumber: Inilah.com
Bagi yang belum tahu arsenik itu apa, silakan baca artikel di bawah ini :)
Tentang Arsenik
Arsen, arsenik, atau arsenikum, adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu.
Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.
Sifat-sifat Arsenik
Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang berbau seperti bau bawang putih. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu.
Asal Usul Kata Arsenik
Kata arsenik dipinjam dari bahasa Persia yaitu Zarnik yang berarti "orpimen kuning". Zarnik dipinjam dalam bahasa Yunani sebagai arsenikon.
Arsenik dikenal dan digunakan di Persia dan di banyak tempat lainnya sejak zaman dahulu.
Bahan ini sering digunakan untuk membunuh, dan gejala keracunan arsenik sulit dijelaskan, sampai ditemukannya tes Marsh, tes kimia sensitif untuk mengetes keberadaan
arsenik.
Bahan ini sering digunakan untuk membunuh, dan gejala keracunan arsenik sulit dijelaskan, sampai ditemukannya tes Marsh, tes kimia sensitif untuk mengetes keberadaan
arsenik.
Dalam zaman Perunggu, arsenik sering digunakan di perunggu, yang membuat campuran tersebut lebih keras.
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes ke air tanah.
WHO
menetapkan ambang aman tertinggi arsen di air tanah sebesar 50 ppb
(bagian per milyar). Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi
adalah daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah
dengan kaya bahan organik.
Diperkirakan sekitar 57 juta orang meminum air tanah yang terkontaminasi arsen berlebih, sehingga berpotensi meracun.
Arsenik
dalam air tanah bersifat alami, dan dilepaskan dari sedimen ke dalam
air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan
tanah. Air tanah ini mulai dipergunakan setelah sejumlah LSM dari barat
meneliti program air sumur besar-besaran pada akhir abad ke-20, namun
gagal menemukan keberadaan arsenik dalam air tanah. Diperkirakan
sebagai keracunan masal terburuk dalam sejarah dan mungkin musibah
lingkungan terparah dalam sejarah. Di Banglades terjadi epidemik
keracunan masal disebabkan oleh arsenik.
Sumber : Wikipedia
No comments:
Post a Comment